REIKI & “PENGOBATAN ENERGI” (ENERGY HEALING)

(Disusun oleh Iwan Dahnial)

“Pengobatan energi” (energy healing / energy medicine) adalah pengobatan dengan cara menyalurkan energi ke dalam tubuh manusia yang sakit.

Energi yang diakses oleh “praktisi energi” dan kemudian disalurkan ke penderita (baik ke dirinya sendiri maupun ke orang lain) bisa berasal dari alam semesta, seperti yang sering banyak digunakan oleh para “praktisi energi”.

Masih banyak lagi energi lain yang dapat dimanfaatkan untuk pengobatan, misalnya energi yang diperoleh dari pembacaan doa, pembacaan mantra, penarikan energi dari benda-benda tertentu (misalnya kristal), dan energi dari dalam tubuh sendiri (tenaga dalam).

Ada pula “praktisi energi” yang memiliki kemampuan untuk mengakses energi dari berbagai sumber, misalnya energi dari Asma’ul Husnah, energi surah-surah atau ayat-ayat Al-Qur’an yang tersimpan di Lauhul Mahfuds (misalnya energi Al-Fatihaah, surah Yaasiin, ayat Kursi), energi para nabi dan para wali, serta orang-orang suci, energi Ka’bah, energi sumber air Zam-Zam, energi sumber air Lourdes, energi Masjidil Haram dan masjid-masjid suci lainnya, energi Gereja Vatikan dan gereja-gereja suci lainnya, energi Piramida, energi tumbuh-tumbuhan yang merupakan sumber obat-obatan tradisional yang dipakai oleh suku-suku bangsa di Indonesia (misalnya energi yang diambil dari bawang putih, jahe, daun sirih, jeruk purut, kumis kucing, buah merah dari Irian dan lain-lainnya)

Jaman dahulu para Nabi juga memiliki kemampuan untuk melakukan penyembuhan dengan energi. Penyembuhan yang dilakukan oleh para nabi dengan memberikan energi, antara lain dengan memberikan energi yang bersumber dari do’a.

Hadits meriwayatkan bagaimana Rasulullah mengajarkan untuk meminumkan air putih kepada orang sakit yang sebelumnya air itu dibacakan surah Al Fatihah.

Hadits juga meriwayatkan bagaimana Rasulullah melakukan gerakan-gerakan ketika menyalurkan energi kepada orang yang sakit.

Nabi Khidir sangat dikenal sebagai nabi penyembuh penyakit.


Nabi Isa Al Masih (Yesus Kristus) juga dikenal sebagai penyembuh yang luar biasa; bahkan dengan ijin Allah dapat menghidupkan orang yang sudah mati. Dalam Al Kitab terdapat beberapa riwayat bagaimana Nabi Isa Al Masih (Yesus Kristus) menyembuhkan orang buta, orang lumpuh, dan orang yang menderita penyakit-penyakit.

Sang Buddha (Sidharta Gautama) juga memberikan penyembuhan dengan mengalirkan energi. Kemampuan ini yang kemudian dicoba digali oleh Mikao Usui, yaitu penggali Reiki berupa energi yang berasal dari alam semesta.

Energy healing” (pengobatan energi) berangkat dari konsep atau pemahaman bahwa tubuh manusia bukan hanya terdiri atas tubuh jasmani/tubuh biologis (physical body), tetapi terdiri atas tubuh energi (tubuh eterik/eteric body) dan tubuh jasmani (physical body).

Tubuh jasmani bisa dilihat oleh mata kita, sedangkan tubuh energi (tubuh eterik) tidak bisa dilihat oleh mata biasa.


Kerusakan atau gangguan pada tubuh eterik/energi akan mempengaruhi kesehatan tubuh jasmani. Karena itu upayakan agar tubuh eterik selalu sehat sehingga tubuh jasmani juga sehat. Apabila tubuh jasmani sakit, upayakan pengobatan dengan cara menyalurkan energi positip ke tubuh yang sakit untuk menghilangkan hambatan (gangguan) yang terjadi pada tubuh eterik.

PENGOBATAN ENERGI DAN PENGOBATAN DOKTER

Pengobatan dengan menggunakan energi sama sekali tidak mengganggu / bertentangan dengan pengobatan dengan menggunakan obat dokter. Bahkan pengobatan energi memperkuat daya kerja obat dokter. Karena itu pasien dilarang menghentikan pengobatan dokter atau praktisi energi dilarang menganjurkan pasiennya untuk menghentikan upaya pengobatan yang dilakukan oleh dokter.

REIKI

Reiki berasal dari bahasa Jepang, “Rei” artinya alam semesta, dan “Ki” artinya energi atau tenaga, sehingga Reiki diartikan sebagai energi alam semesta (universal life force energy). Energi alam semesta ini oleh orang Cina disebut Ling Chi (Ling = langit, Chi = energi), oleh orang India disebut Prana, oleh orang Yahudi disebut Ruah, dalam bahasa Mesir disebut Ka, dan dalam bahasa Polinesia disebut Mana.

Pengobatan dengan mengakses energi Reiki yang berasal dari alam semesta dan menyalurkannya ke tubuh penderita yang sakit, metode aplikasinya ditemukan oleh Mikao Usui (lahir tahun 1865 di Gifu, sebuah provinsi di Jepang dan meninggal tahun 1938 di Fukuyama).

Reiki “ditemukan” oleh Mikao Usui setelah beliau melakukan perjalanan spiritual yang cukup panjang dan melakukan puasa dan meditasi di Gunung Kurama selama 21 hari. Pada hari-hari terakhir beliau bermeditasi, beliau dianugrahi “pencerahan spiritual” yaitu memperoleh kemampuan untuk menyembuhkan diri sendiri dan orang lain dengan menggunakan energi Reiki.

Menurut Anand Krishna, pemilik dan pelatih Pusat Latihan Meditasi & Kesehatan Holistik “Anand Ashram”, segala macam penyakit bisa disembuhkan dengan Reiki. “Kalau di Barat dikatakan 70%, saya mengatakan 100%. Tiga puluh persen yang katanya penyakit viral, ternyata virusnya bisa dilawan oleh zat-zat kimia dalam tubuh.” Krishna menambahkan, Reiki bisa mengatasinya sejauh organ tubuh kita belum rusak secara fisik. “Tapi kalau sudah rusak atau cacat, mau tidak mau pengobatan oleh dokter juga harus dijalani. Misalnya, dalam kasus diabetes, kalau ada luka pada jari yang tidak mungkin sembuh, mau tidak mau harus diamputasi terlebih dahulu. Baru Reiki membantu mengatasi diabetesnya,” ujarnya. Namun, yang lebih penting menurut Krishna adalah bahwa Reiki memperkuat daya tahan tubuh kita, sehingga serangan penyakit, termasuk yang disebabkan virus sekali pun, dapat dilawan. (Intisari On The Net, Agustus 2000)

PENETILIAN ILMIAH MENGENAI “PENGOBATAN ENERGI

Pengobatan oleh para “Praktisi Energi”, antara lain oleh para praktisi REIKI yang pada saat ini sudah banyak tersebar di seluruh dunia, memang secara nyata telah menghasilkan penyembuhan. Bahkan pengobatan dengan cara menyalurkan energi Reiki kepada penderita, ternyata berhasil menyembuhkan penyakit-penyakit yang paling ganas sekalipun, seperti kanker dan HIV.

Kenyataan ini telah menarik perhatian para ilmuwan yang bekerja di rumah-rumah sakit dan universitas- universitas ternama di luar negeri untuk melakukan penelitian mengenai pengobatan energi (energy healing) dan penerapannya.


Berdasarkan klasifikasi yang dilakukan The National Center for Complementary and Alternative Medicine pada US National Institut for Health (NIH), REIKI termasuk Biofield Medicine yang menerapkan sistem yang menggunakan medan energi halus di dalam dan di sekitar tubuh dengan tujuan pengobatan.

Dari pengalaman dan penuturan banyak pasien atau para penderita penyakit, terutama justru dari para penderita penyakit berat, ternyata memang terjadi penyembuhan terhadap berbagai penyakit yang diobati oleh para “praktisi energi” (energy healer), termasuk oleh banyak praktisi REIKI. Belum lagi terhitung betapa banyaknya pasien penyakit-penyakit ringan yang dengan cepat, bahkan boleh dikatakan dengan seketika, yang sembuh setelah memperoleh pemberian energi oleh para praktisi energi termasuk yang dilakukan oleh praktisi REIKI.

Berbagai rumah sakit di Los Angeles dan di seluruh Amerika Serikat telah menggunakan praktisi energi sebagai pelengkap bagi kedokteran Barat. Banyak dokter dan juru rawat telah dilatih, dan National Institut of Health telah membiayai percobaan-percobaan klinis dan pusat-pusat akademik yang meneliti pengobatan dengan energi terhadap para pasien penyakit kanker dan penyakit jantung.

UCLA’s Mattel Children’s Hosiptal mempekerjakan dua orang praktisi energi untuk program penyakit anak. Lonnie Zeltzer, direktur dari rumah sakit tersebut yang telah memperoleh pelatihan REIKI, mengemukakan “We get kids else is able to treat …. Some of these kids do really well with energy healers” (Honzt, 2004).

BAGAIMANA UNTUK BISA MENJADI SEORANG “PRAKTISI ENERGI” ?

Tubuh eterik (tubuh energi) terdiri atas :

Nadi (meridian), adalah saluran energi.

Chakra, yaitu pintu gerbang keluar masuknya

energidari luar tubuh.

Aura, yaitu pancaran tubuh energi yang terlihat di

luartubuh jasmani.

Chakrachakra utama :

1. Chakra Dasar (Muladhara, Root chakra)

2. Chakra Seks (Svadhisthana, Sacral/Splenic

— –chakra)

3. Chakra Pusar (Manipura, Solar Plexus chakra)

4. Chakra Jantung (Anahata, Heart chakra)

5. Chakra Tenggorokan (Vishudda, Throat chakra)

6. Chakra Mata Ketiga (Ajna, Third Eye chakra)

7. Chakra Mahkota (Sahasrara, Crown chakra

Foto AURA (pancaran tubuh energi) yang diambil dengan dengan alat “Kirlian Photograhy”

Agar bisa menjadi seorang “praktisi energi” untuk tujuan kesehatan dan pengobatan, baik untuk keperluan bagi dirinya sendiri maupun untuk orang lain, maka harus menerima terlebih dahulu “attunement” (pembukaan / penyelarasan cakra) oleh seorang Master Energi, antara lain oleh Master Reiki (untuk energi Reiki) yang umumnya bernaung di lembaga / yayasan / institusi pelatihan energi Reiki.

Proses “Attunement” : Master Energi mengakses energi kemudian menyalurkan ke cakra-cakra peserta pelatihan sampai cakra dan saluran energi (nadi energi) peserta cukup terbuka lebar, kemudian membersihkannya, lalu menyelaraskannya agar selaras dengan energi yang masuk.

Peserta yang sudah selesai di “attunement”, otomatis saat itu ia sudah menjadi seorang “praktisi energi” yang berkemampuan untuk mengakses energi dan menyalurkan ke tubuhnya sendiri maupun ke tubuh orang lain untuk pengobatan.

INSTITUT SAKTI BALISTHA

Bagi yang berminat belajar dan memperoleh attuntment energi Reiki dan energi lainnya, dapat mengikuti pelatihan dari Institut Sakti Balistha.

Institut Sakti Balistha adalah salah satu institusi yang menyelenggarakan pelatihan Reiki di Indonesia dan mengeluarkan sertifikat yang di akui secara internasional bagi para pesertanya. Disamping energi Reiki, kepada para peserta juga diberikan energi yang lain seperti energi Inti Bumi, energi Ka’bah, energi Al-Fatihaah, energi Lourdes , dan beberapa energi lainnya.

Institut ini didirikan oleh Reiki & Healing Energy Grand Master Prof. Sutan Remy Sjahdeini. Pada awalnya sebelum Prof. Remy mengenal Reiki, beliau menderita penyakit penyumbatan pembuluh darah dan diabetes awal. Penyakit-penyakit itulah yang telah mengawali beliau belajar menjadi praktisi Reiki. Hanya dengan pengetahuan dan ketrampilan sebagai seorang praktisi Reiki tingkat pertama (dasar), beliau telah berhasil mengatasi penyakitnya itu dengan “pengobatan energi” (energy healing). Setelah beliau sembuh dari penyakit-pernyakit itu, selanjutnya energi Reiki telah menyehatkan beliau dari penyakit-penyakit lainnya.

Beliau mengikuti pelatihan Reiki yang diselenggarakan oleh Yayasan Mahameru (pada saat ini Yayasan tersebut sudah tidak aktif lagi dan praktis telah tutup) sampai akhirnya memperoleh derajat sebagai Reiki Master. Attunement sebagai Reiki Master diperoleh dari Reiki Master Yan Nurindra (Pendiri Yayasan Mahameru).

Setelah menjadi Reiki Master, Prof. Remy dalam perjalananan hidup selanjutnya, beliau mengalami pengalaman spritual memperoleh attunement Ilahi ketika sedang berumroh di Mekkah. Atas tuntunan dan kemurahan Allah SWT beliau diberi kemampuan menyerap energi-energi dari Masjidil Haram dan Kaabah yang menurut Prof Remy tentunya mengandung energi dahsyat yang berasal dari doa jutaan manusia, bahkan juga para malaikat dan Jin Islam, yang selama ribuan tahun telah berdoa di Masjidil Haram dan tawaf mengelilingi Ka’bah.

Setelah tiba di Indonesia sekembalinya dari Umroh, melalui beberapa pengalaman, beliau baru menyadari bahwa beliau telah diberi kemampuan oleh Allah untuk mengakses dan mengalirkan bukan saja energi Ka’bah dan energi Masjidil Haram, tetapi juga energi-energi apapun yang dikehendakinya, seperti energi Inti Bumi, energi Alfatihaah, energi Lourdes dan energi lain-lainnya dari berbagai sumber.

Prof Remy sedang melakukan “attunement” yaitu pembukaan (penyelasaran) cakra-cakra peserta pelatihan dengan mengakses energi kemudian menyalurkannya ke cakra-cakra mereka.

Pengalaman para peserta pelatihan Reiki di Institut Sakti Balista

1. Sdr. Saiful penderita penyakit jantung (penyempitan pembuluh darah), sudah pernah di “by pass” namun masih sering mengalami rasa sesak di dada akibat penyakitnya ini. Beberapa kali ketika  dadanya mengalami sesak dan badan kehilangan tenaga, sdr. Saiful meminta bantuan pada Reiki Master. Prof. Remy untuk mengobatinya (dengan cara menyalurkan energi Reiki dan energi lainnya), dan hasilnya membuat dadanya merasa lega dan tenaganya pulih kembali. Akhirnya sdr. Syaiful mengikuti pelatihan Reiki Dasar di Institut Sakti Balistha yang diselenggarakan cukup dalam sehari saja, dimana di Institut ini memberi pelatihan agar peserta dapat mengakses energi Reiki, energi Inti Bumi dan  energi Kabah (cakra-cakranya / pintu keluar-masuknya energi yang ada di tubuh eterik dibuka) dengan tujuan untuk kesehatan maupun pengobatan diri sendiri atau orang lain. Dengan berbekal kemampuan mengakses energi-energi tersebut, maka sdr Saiful  hampir setiap hari tekun mengobati dirinya dengan cara mengakses energi kemudian menyalurkan ke organ tubuhnya yang sakit. Hasilnya cukup menakjubkan, hanya dalam beberapa bulan saja kondisi badannya sehat, mukanya cerah dan tak pernah mengalami sesak-sesak dada lagi. Bahkan sdr. Saiful sekarang mampu mengobati orang lain yang sakit.

2. Sdr. Noorman, badannya sangat lemah akibat kondisi levernya  telah mengalami sirosis (akibat hepatitis yang virusnya sudah berhasil dimusnahkan / negatif). Sebelumnya sdr. Noorman sudah pernah mengikuti pelatihan Reiki yang diselenggarakan di tempat lain. Akhirnya sdr. Noorman tertarik untuk mengikuti pelatihan di Institut Sakti Balistha untuk bisa mengakses energi  Kabah yang ia dengar konon daya kesembuhannya luar biasa. Ketika pertama kali sdr. Noorman memperoleh aliran energi Kabah dari Reiki Master. Prof. Remy, badannya terasa hangat dan timbul tenaga baru. Setelah rajin tiap hari melakukan penyaluran enegi Kabah (+ Reiki) ke tubuhnya untuk pemulihan kesehatannya, sdr. Noorman kondisi badannya sekarang ini telah pulih kembali, merasa fit, tanpa pantang makanan dan mampu berolah raga jalan pagi hampir tiap hari selama 1 jam bahkan lebih.

3. Sdr Hariono, ketika akan mengikuti pelatihan dasar Reiki di Institut Sakti Balistha, kaki kanannya bengkak akibat terbentur pintu rumahnya. Setelah selesai menerima energi Kabah, tiba-tiba dia terkejut karena bengkak di kakinya hilang begitu saja. Sdr. Hariono lalu berdiri sambil menunjukkan kakinya yang mengempis itu kepada para peserta pelatihan dengan mengucapkan syukur berkali-kali.

4. Sdr Jalal, pengikut suatu perguruan spiritual yang antara lain  mengajarkan amalan-amalan (dengan doa-doa) untuk mengobati orang sakit. Setelah sdr. Jalal mengikuti  pelatihan Reiki di Institut Sakti Balistha dan menerima energi Reiki, energi Kabah, energi Al-Fatihaah dan energi lainnya, kemampuan mendeteksi dan mengobati orang sakit dengan doa maupun menyalurkan energi meningkat luar biasa dan makin meyakinkan dirinya.

Manfaat dari pengerahan energi-energi ini tidak hanya berguna untuk keperluan kesehatan dan pengobatan,  ternyata bermanfaat juga untuk non pengobatan seperti mengalihkan hujan dan angin ribut, membuka kemacetan jalan, memperlancar urusan-urusan, mengembalikan anak hilang, mencairkan komunikasi yang tegang terhadap orang, menyuburkan tanaman, dan lain-lainnya.

Pengalaman pengerahan energi untuk non pengobatan, pernah dipraktekkan oleh Reiki Master. Prof. Remy. Ketika beliau berkunjung ke Tokyo atas undangan Duta Besar RI untuk Jepang, menurut ramalan cuaca  bahwa akan datang angin topan yang arahnya dari Kyushu melewati Osaka. Diperkirakan topan tersebut akan menerjang Tokyo. Timbul pemikiran Prof Remy apakah mungkin beliau bisa membelokkan arah atau jalannya topan itu dengan pengerahan energi?

Pemikiran itu akhirnya beliau wujudkan, setelah beliau salat isya, beliau mengerahkan (mengirim) 8 jenis energi (Reiki dan 7 energi non Reiki) ke angkasa untuk memproteksi Tokyo dan sekitarnya dengan afirmasi (perintah) agar topan yang datang dari arah Kyushu melalui Osaka tersebut tidak dapat menembus perlindungan energi-energi yang beliau kerahkan itu dan membelokkannya menyimpang dari arahnya.

Dengan penuh keheranan ternyata hari-hari yang diramalkan akan datangnya angin topan di Tokyo, kota Tokyo tetap tenang dan bahkan cuaca sangat bagus. Langit tidak berawan dan matahari  bersinar dengan benderang. Menurut informasi yang beliau peroleh, ramalan mengenai arah perjalanan angin topan pada masa-masa yang lalu berketepatan sangat tinggi. Tidak pernah terjadi penyimpangan (deviasi) ramalan itu sedemikian besar seperti yang terjadi kali ini.

Dengan adanya pengalaman ini, Prof Remy bertanya-tanya dalam hati, apakah membeloknya arah topan itu memang akibat perlindungan energi yang beliau kerahkan, ataukah hanya suatu kebetulan belaka ? “Wallahu alam, hanya ALLAH SWT yang mengetahui,” jawab Prof Remy sendiri.

Masih banyak lagi pengalaman-pengalaman dari ex para peserta pelatihan Institut Sakti Balista lainnya yang memperoleh manfaat dari energi-energi tersebut. Kuncinya adalah yakin dan rajin mempraktekkannya baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain !

CATATAN :

Latihan REIKI sangat berbeda dengan latihan “tenaga dalam” yang menggunakan gerakan-gerakan (jurus-jurus) tubuh yang melelahkan. Latihan REIKI tidak menggunakan jurus-jurus / gerakan tertentu,  cukup dengan duduk bersila (atau duduk dikursi bagi yang sakit atau bagi yang tidak bisa bersila) lalu berkonsentrasi untuk mengakses energi dari alam (Reiki) atau dari sumber lainnya kemudian menyalurkannya kedalam tubuh diri sendiri atau ke tubuh orang lain untuk kesehatan dan pengobatan.


(Bahan tulisan dicuplik dari : 1. Buku berjudul “Hidup Sehat dengan REIKI & Energi-Energi Non-REIKI” karangan Prof. Dr. Sutan Remy Sjahdeini, S.H., Reiki Master & Energy Healer. 2. Artikel-artikel REIKI di Internet. 3. Pangamatan Penulis).