EKSPOR TOKEK INDONESIA KE CHINA MASIH JAUH DARI MENCUKUPI

HARGA TOKEK HIDUP DI INTERNET PER EKOR DITAWARKAN SAMPAI MILIARAN RUPIAH !


tk 1

Peluang ekspor tokek kering masih terbuka lebar bagi pengusaha tokek di Indonesia. Pengusaha tokek di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur,  hanya mampu mengirim rata-rata 100.000 ekor per tahun dari permintaan 1 juta ekor dari importir asal China.

Budidaya tokek dikembangkan di Kecamatan Tegalsiwalan, Probolinggo. Seorang pengusaha bersama 10 peternak plasma mengembangkan budidaya tokek dengan melibatkan sekitar 100 warga.

Tokek kering diekspor ke China untuk bahan baku obat-obatan dengan harga Rp 40.000 per kilogram. Adapun tokek hidup dipasarkan di pasar domestik, juga untuk bahan obat-obatan, terutama obat kulit, seharga Rp 2.000 hingga Rp 2.500 per ekor.

”Tahun ini, kami baru bisa mengekspor 100.000 tokek kering. Padahal, importir sanggup menampung 1 juta ekor per tahun,” kata Didik Prabudi (44), pengusaha tokek kering, Kamis (29 Oktober 2009) di Probolinggo.

Menurut Didik, selama ini importir menutupi kekurangan pasokan dari Indonesia dengan mengimpor tokek dari Thailand, Kamboja, dan Vietnam. ”Importir sebenarnya lebih memilih tokek kering dari Indonesia karena harganya lebih murah,” katanya.

Ia menambahkan, guna mengembangkan produksi, peternak plasma perlu diperbanyak. Persoalannya, mayoritas warga di Tegalsiwalan tak punya modal untuk memulai usaha itu karena mereka petani tegalan yang berpenghasilan minim.

”Sebenarnya banyak yang tertarik karena budidaya tokek ini bisa meningkatkan ekonomi warga. Mereka selama ini selalu menganggursepanjang musim kemarau karena tanah kering kerontang tak bisa digarap,” kata Sumarto (35), peternak plasma, yang bisa meraup omzet rata-rata Rp 2 juta per bulan. (Bahan artikel dicuplik sebagian dari: Kompas.com).

HARGA TOKEK HIDUP DI INTERNET DITAWARKAN SAMPAI MILIARAN RUPIAH

tk 2

Di internet, harga tokek hidup ditawarkan per ons (berat badan tokek) mulai dari Rp. 100.000 hingga ratusan juta rupiah. Sebagai contoh seekor tokek hidup dengan berat badan 5 ons, ditawarkan seharga Rp. 7 juta.

Anakan tokek (bibit tokek) dengan berat 1 – 1,5 ons untuk dibesarkan, ditawarkan seharga Rp.100.000 (minimal pembelian 5 ekor).

Yang lebih gila lagi ada iklan di internet yang menawarkan tokekseharga sampai miliaran rupiah, seperti kutipan iklan di bawah ini :

Tokek berat 4,5 kg (empat setengah kilogram) harga : Rp 7 M (tujuh miliar). Harga dibawah pasaran yang Rp. 300 juta / ons. Peminat bisa hubungi 0813 ….”

Ada lagi iklan yang bunyinya sebagai berikut :

“KAMI MEMILIKI TOKEK4 DAN 5 ONS BARU DITANGKAP DARI NTT. DICARI PENAWAR TERTINGGI. 4 ONS BUKA HARGA Rp. 450.000.000. 5 ONS BUKA HARGA Rp. 550.000.000.”

BANYAK CUKONG DARI MALAYSIA DAN KOREA KE INDONESIA CARI TOKEK

tk 3

KOMPAS.com —Tokek merupakan binatang yang saat ini cukup dicari keberadaannya oleh sejumlah masyarakat. Pasalnya, jenis reptil yang masuk golongan cecak besar suku Gekkonidae itu memiliki harga jual tinggi di pasaran. Harga tokek yang memiliki berat 4 ons mencapai lebih dari Rp 500 juta.

Tak heran hal itu membuat sejumlah masyarakat berlomba-lomba untuk menangkapnya. Namun, tahukah anda saat ini banyak cukong asal Malaysia dan Korea yang berkeliaran di Indonesia demi mendapatkan binatang yang kabarnya dapat menyembuhkanHIV AIDS ?

“Sekarang ini lagi banyak cukong asal Malaysia dan Korea di Indonesia ingin mendapatkan tokek dengan harga murah. Dan ini betulan loh,” ujar Ade kepada Kompas.com, Jumat (25 September 2009).


 

Kedatangan para cukong asing tersebut, menurut Ade, karena bisnis jual beli tokek cukup menggiurkan. Selain itu, para cukong dapat memperoleh tokek di Indonesia dengan harga murah untuk kemudian dijual kembali dengan harga mahal. “Karena saya dengar dari bos saya, katanya tokek itu di luar negeri diteliti untuk obat HIV AIDS dan katanya penelitian di luar negeri sudah 90 persen (tokek dapat menyembuhkan HIV AIDS),” kata warga Kapuk, Jakarta Utara, ini.

Ade merupakan seorang penjual dan pembelitokek. Bisnis tersebut sudah satu tahun ini digelutinya. Tokek-tokek itu, menurutnya, dijual dengan cara diekspor ke sejumlah negara, seperti China, Jepang, Hongkong, dan Perancis.

Namun, tidak semua tokeklayak ekspor. Hanya tokek yang memiliki berat 3,5 ons ke atas yang layak ekspor. “Karena, semakin tua dan besar ukuran suatu tokek, maka kadar enzim yang dimilikinya akan semakin banyak. Dan, katanya enzim itu yang dipakai untuk obat HIV AIDS,” jelas Ade. (Sumber: Kompas.com).

TOKEK RAKSASA (64 kg) ITU AKHIRNYA TERJUAL Rp 179 MILIAR!

NUNUKAN, TRIBUN Seekor Tokek raksasa seberat 64 kilogram yang ditemukan di perbatasan Nunukan-Malaysia di Kalakbakan, akhirnya terjual dengan harga 64 juta ringgit Malaysia atau setara Rp 179,2 miliar (kurs Rp 2.800).


“Tokeknya sudah dijual dengan harga RM 1 jutaper kilogramnya,” kata Arbin, pria yang sempat mengabadikan gambar tokek tersebut, saat dihubungi melalui telepon selulernya di Malaysia.


Sejak Tribun memberitakan penemuan tokek seberat 64 kilogram tersebut, telepon di kantor redaksi maupun ponsel wartawan Tribun secara bergantian dihubungi para pengusaha yang mengaku ingin membeli tokek tersebut.


Karena itulah, wartawan Tribun di Nunukan menghubungi Arbin yang berada di Tawau, Malaysia untuk melihat kembali tokek yang berada di Kalakbakan itu.


Setelah dicek lagi ternyata sudah dibeli oleh orangIndonesia.


“Tokeknya dibeli orang Indonesia kemudian dibawa keluar negeri, kalau tidak salah ke Cina,” kata Arbin. Walau sudah terjual, masih banyak penelepon yang mengejar pembeli tokek tersebut untuk dibeli lagi dengan harga yang lebih mahal.


Tidak banyak informasi yang didapatkan Arbin mengenai transaksi tersebut, sebab sang pemilik tokek juga sudah berangkat ke Kuala Lumpur.


“Saya sudah mencoba mencari informasi siapa yang membeli, namun tidak ada yang tahu. Orang-orang sana cuma menyebutkan ada orang dari Indonesia yang membeli,” ujarnya. (Tribun Kaltim). Sumber: Tribunjabar.co.id).